9/12/2009

Belajar yang Aktif

Anak-anak tidak akan bisa dengan aktif menerapkan pelajaran yang diajarkan kepada mereka secara pasif. Pembelajaran yang berdampak pada perubahan persepsi dan tingkah laku harus melibatkan murid secara aktif. Dengan berpartisipasi dalam proses belajar, seorang anak akan memiliki, memberi diri, atau menginternalisasikan kebenaran Alkitab untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimana guru bisa menyediakan kesempatan belajar yang seperti ini?

Kegiatan-kegiatan yang berguna dapat dirancang untuk mengenalkan tujuan pelajaran pada saat ia terkait dengan sifat-sifat dan kebutuhan tertentu dari murid di satu kelompok usia. Semakin kelima indera digunakan, semakin besar pula keterlibatan murid dan tingkat ingatan mereka. Penelitian membuktikan bahwa murid-murid hanya mengingat 10% dari apa yang mereka dengar dan 20% dari apa yang mereka baca (Teacher Training Pocket, dipresentasikan selama seminar di International Center for Learning, Ventura, California, 1976). Karena ceramah dan membaca adalah dua metode mengajar yang paling umum dalam pelayanan pendidikan, persentase kedua metode ini agak menyedihkan. Namun, penelitian menunjukkan bahwa penggunaan indera penglihatan mendorong peningkatan pembelajaran sampai 10%. Kombinasi melihat dan mendengar mendorong semua persentase sampai dengan 50%!

Guru tidak harus mengakhiri pelajaran dan menyuruh murid-muridnya pulang dengan hanya mengingat separuh dari apa yang telah mereka lihat dan dengar. Jika seorang murid telah cukup memahami suatu pelajaran dan dapat mengungkapkannya kembali sesuai dengan perbendaharaan kata yang dimiliki oleh anak-anak seusia mereka, artinya dia akan dapat mengingat 70% dari informasi tersebut. Murid yang tidak hanya dapat mengatakan sebuah konsep dengan kata-katanya sendiri, tetapi juga aktif terlibat dalam pembelajarannya memiliki tingkat penguasaan yang lebih besar lagi, yaitu 90%.

Apa yang akan terjadi jika seorang pelatih renang menyuruh murid- muridnya ke pantai setelah murid-muridnya hanya diberi satu kali pelajaran tentang berenang? Murid-murid yang bahkan belum pernah membasahi kaki mereka sekalipun itu akan segera tenggelam! Mengapa kita harus mengharapkan murid-murid kita menerapkan firman Allah dalam kehidupan mereka semata-mata sebagai dasar dari pelajaran? Untuk memperlengkapi mereka, kita harus menyediakan pengajaran yang tidak hanya meningkatkan pemahaman murid tentang kebenaran Alkitab tetapi agar mereka juga tahu bagaimana melakukannya serta memiliki keinginan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Kegiatan-kegiatan yang mengajarkan kebenaran Alkitab dapat melibatkan kesenian, menulis kreatif, drama, diskusi, permainan, penelitian, buku-buku, musik, alam -- tidak ada batasan. Keberhasilan penggunaan suatu kegiatan tergantung apakah guru memilih kegiatan yang sesuai dan mengikuti petunjuk-petunjuk berikut ini untuk melaksanakannya.

  1. Kegiatan harus sesuai dengan tingkat usia.
    Meneliti adalah kegiatan yang cocok untuk anak-anak sekolah dasar tingkat atas, tetapi kegiatan ini tidak cocok untuk anak-anak yang masih kecil. Di lain pihak, kegiatan seni memungkinkan kegiatan yang cocok untuk semua tingkat usia. Para guru harus tahu persis kemampuan dan minat murid-muridnya sehingga mereka dapat memilih kegiatan dengan bijaksana.
  2. Kegiatan harus berkaitan dengan pelajaran.
    Semua segi pelajaran harus berfokus pada temanya. Setiap lagu, proyek, atau permainan yang tidak menghubungkan murid dengan tujuan pelajaran justru menganggu! Anak-anak yang masih kecil menyukai lagu-lagu yang sering mereka dengar, jadi jika lirik tidak sesuai dengan tujuan pelajaran, guru yang banyak akal seharusnya berani untuk menulis ulang dan menggunakan nada tersebut.
  3. Kegiatan harus bervariasi.
    Anak-anak memiliki gaya belajar dan kecenderungan yang berbeda- beda. Murid yang berorientasi pada pendengaran dapat mengatur dengan baik pelajaran, cerita, dan sumber-sumber yang direkam. Mereka menikmati diskusi, debat, dan panel. Murid yang orientasinya pada apa yang dilihat akan menikmati gambar/lukisan, batas waktu, peta-peta, dan grafik. Beberapa anak dapat belajar dengan sangat baik ketika mereka dapat aktif secara fisik. Menggunakan berbagai kegiatan menjamin setiap jenis murid mendapatkan kesempatan untuk berhasil. Karena murid yang paling aktif sekalipun dapat menjadi bosan jika melakukan kegiatan yang sama selama berminggu-minggu, guru perlu memiliki banyak pilihan lagu-lagu, sandiwara/opera.

Sumber:
The Complete Handbook for Children Ministry: How to Reach and Teach Next Generation, Dr. Robert J. Choun & Dr. Michael S. Lawson, ,
BabActive Learning, halaman 61 - 65, Thomas Nelson Publishers, Nashville, 1993.

No comments:

Lencana Facebook

Profil Facebook Dwiarko Susanto
Powered By Blogger
PlanetBlog - Komunitas Blog Indonesia