Beberapa tahun yang silam, seorang pemuda terpelajar dari
“Kalau saya tidak salah,anak yang di Songapore tadi, putra yang kedua yabu? Bagaimana dengan kakak dan adik-adiknya?”, sambung pemuda tersebut.
“Oh ya tentu,” si Ibu bercerita. “Anak saya yang ke-3 seorang dokter di
Pemuda tadi diam dan berpikir hebat ibu ini, bisa mendidik anak-anaknya dengan sangat baik, dari anak kedua sampai ke enam. “Terus bagaimana dengan anak pertama ibu?”
Sambilmenghela nafas panjang, ibu itu menjawab,”Anak saya yang pertama menjadi petani di Godean Jogja, nak. Dia menggarap sawahnya sendiri yang tidak terlalu lebar.”
Pemuda tersebut langsung menyahut,” Maaf ya Bu…. Kalau ibu agak kecewa ya dengan anak pertama ibu, adik-adiknya berpendidikan tinggi dan sukses di pekerjaanya, sedang dia menjadi petani?”
Do you want to know the answer?? Dengan tersenyum ibu itu menjawab,”Oooo…. Tidak, tidak begitu nak…. Justru saya sangat bangga dengan anak pertama saya, karena dialah yang membiayai sekolah semua adik-adiknya dari hasil dia bertani”. (Cetivasi)
No comments:
Post a Comment