10/21/2008

Cinta Duniawi vs Hukum Cinta Kasih

Cinta Kasih itu Sabar
Manusia yang memiliki cinta kasih adalah manusia yang sabar, baik sabar terhadap kesalahan yang dilakukan orang lain terhadap kita, sabar terhadap kekurangan orang lain, dan sabar pada saat kita menghadapi percobaan yang menimpa kita. Dengan memiliki hati yang sabar kita akan lebih mudah merasakan kebahagiaan dan ketenangan di dalam diri kita.

Cinta Kasih itu Tidak Pemarah & Tidak Menyimpan Dendam
Pernahkah kita marah dengan pacar kita karena ia datang terlambat sehingga kita harus menunggu selama lebih dari satu jam? Pernahkah kita marah terhadap orang tua kita karena mereka terlalu banyak menasihati kita? Pernahkah kita marah terhadap anak-anak kita karena mereka sering membuat kesalahan? Pernahkah kita memarahi staf di bawah kita karena ia melakukan kesalahan yang tidak disengaja? Jika pernah, maka seperti itulah sifat mendasar yang dimiliki oleh kebanyakan manusia pada umumnya. Manusia cenderung untuk mudah tersinggung dan menyimpan emosi dalam hatinya sehingga melupa menjadi amarah dan dendam.
Kita harus belajar untuk mudah memaafkan dan mengampuni kesalahan orang lain serta tidak menyimpan dendam dalam hati kita. Kita harus menyadari bahwa manusia adalah makhluk yang lemah dan cenderung untuk berbuat salah dan kita pun juga sering melakukan kesalahan terhadap orang lain dan memerlukan pengampunan.

Cinta Kasih itu Tidak Cemburu
Seseorang yang benar-benar mengasihi dan mencintai orang lain tidak selalu harus bersama dengan orang yang dikasihinya tersebut. Terkadang kita harus merelakan orang yang kita kasihi tersebut dikasihi dan dicintai oleh seseorang yang dapat membahagiakan dirinya. Sebagai contoh adalah orang tua yang suatu saat harus merelakan dan melepaskan anak-anaknya untuk menikah dengan seseorang yang dicintai dan mencintainya. Namun dengan menikahnya sang anak bukan berarti hubungan cinta kasih antara anak dan orang tua menjadi berakhir, hanya saja cinta kasih tidak selalu harus memiliki. Begitu pula halnya apabila kita mencintai dan mengasihi lawan jenis kita, hal ini bukan berarti bahwa kita harus terus-menerus bersama dia dan memilikinya sampai akhir hayat kita, tidak jarang kita harus merelakan seseorang yang kita cintai dan kasihi untuk mencintai dan dicintai oleh orang lain yang dapat membahagiakan dirinya.

Cinta Kasih itu Rendah Hati dan Tidak Sombong
Seseorang yang memiliki cinta dalam dirinya biasanya bersikap rendah hati, mau memandang sesamanya yang hina, mau melayani orang lain, tidak sombong dan mau menang sendiri.
Namun pada kenyataannya sikap rendah hati ini seakan-akan menjauh dari kita seiring dengan meningkatnya jumlah materi yang kita miliki, posisi yang kita duduki, dan sebab-sebab lainnya yang membuat kita merasa bahwa kita lebih unggul dari yang lain. Kita harus mewaspadai diri kita apabila kita sudah memiliki sifat-sifat seperti ini karena akan mulai tidak disukai banyak orang dan kita akan dapat kehilangan sesuatu yang telah kita miliki.

Cinta Kasih itu Rela Berkorban
Seorang ibu yang sangat mengasihi dan mencintai anaknya tentu rela melakukan segala sesuatu demi anaknya tersebut, bahkan walaupun ia sampai harus mengorbankan nyawanya sekalipun. Demikian pula halnya sepasang kekasih yang saling mencintai rela mengorbankan nyawanya demi menyelamatkan nyawa kekasihnya.
Apabila kita selalu bertemu dengan orang yang mengasihi dan mencintai kita, kadang kita tidak merasakan kasih yang dicurahkan dan dilimpahkan kepada kita sampai suatu saat kita kehilangan dirinya.

Cinta Kasih itu Tidak Berkesudahan
Pernahkah kita jatuh cinta dengan seorang pria atau wanita yang menarik perhatian kita? Bagaimana perasaan kita saat pertama kali bertemu dengannya? Bagaimana keadaan hati kita pada saat kita mengungkapkan keinginan kita untuk menjadi kekasihnya dan diterima? Apakah kita merasakan dunia ini begitu indah? Apakah kita setiap hari membayangkan si dia di dalam pikiran kita? Namun bagaimana perasaan kita saat kita sudah tidak lagi menjadi kekasihnya karena satu dan lain masalah? Bagaimana perasaan kita jika melihat seseorang yang kita cintai menyakiti hati kita dan mencintai orang lain? Apakah kita memiliki perasaan yang sama ketika kita pertama kali bertemu dengannya? Saya rasa sebagian dari kita akan menjawab tidak, karena memang seperti itulah sifat mendasar yang dimiliki manusia, yaitu mencintai karena dicintai sehingga jika kita sudah tidak dicintai, maka cinta kita pun akan berakhir dan berkesudahan.
Namun di samping cinta kasih yang seperti kisah di atas, kita juga masih dapat menemukan cinta yang tulus dan tidak mengharapkan balasan, seperti cinta seorang ibu terhadap anaknya. Ia akan mencintai anaknya bagaimanapun juga kondisi si anak tersebut bahkan ketika sang anak sudah tidak mengasihi ibunya, sang ibu tetap mengasihi dan mencintai anaknya sampai akhir hayatnya.
Di samping itu juga cinta sepasang kekasih yang tulus biasanya saling mencintai walaupun keadaan pasangannya sudah tidak secantik dan sebaik seperti waktu pertama kali bertemu. Atau sepasang kekasih yang tidak berjodoh masih bisa memiliki cinta kasih walaupun mereka tidak saling memiliki. Namun tentu saja cinta kasih yang tulus seperti ini sudah agak sukar untuk ditemukan pada masa-masa sekarang ini, namun bukan hal yang mustahil suatu saat Anda yang membaca tulisan ini akan dapat memiliki cinta yang tulus dan tidak berkesudahan setelah beberapa waktu yang akan datang.
Tentu hukum cinta kasih yang telah kami jelaskan di atas bukan hal yang mudah untuk dilakukan hanya dengan sekadar membaca saja. Kita harus mencoba menerapkan secara perlahan-lahan dalam kehidupan kita sehari-hari dan merasakan perbedaanya.n

No comments:

Lencana Facebook

Profil Facebook Dwiarko Susanto
Powered By Blogger
PlanetBlog - Komunitas Blog Indonesia