7/25/2007

BadVista Kampanye Anti Microsoft

BadVista adalah nama gerakan yang diluncurkan oleh
Free Software Foundation (FSF) sejak akhir tahun lalu.
Tujuan BadVista adalah melindungi kemerdekaan user
dalam berkomputer, menentang pemakaian Microsoft
Windows Vista serta mempromosikan perangkat lunak
bebas sebagai solusi alternatif.
Gerakan ini mengorganisir para pendukung free software
agar aksi-aksi protes mereka terhadap Microsoft - yang
dianggap telah mencuri kebebasan di siang bolong itu -
dapat berlangsung efektif. Berita - berita baru terus
dilancarkan dan ditembakkan - guna mematahkan
propaganda pemasaran Windows Vista. Dan yang terakhir adalah
menyediakan gerbang akses seluas-luasnya dan informasi yang ramah
bagi pemakai baru yang ingin beralih ke perangkat lunak bebas.
Gerakan BadVista menganggap sistem operasi baru besutan Microsoft
yaitu Windows Vista sebagai langkah mundur bagi kemerdekaan user.
Sudah seharusnyalah apabila muncul perangkat lunak baru, perangkat
46
Majalah-Linux Edisi # 1
tersebut akan membuat user bisa melakukan hal-hal yang lebih dengan
komputernya dibanding sebelumnya. Namun tidak demikian dan justru
sebaliknya, Vista mengekang kebebasan itu. Vista menerapkan fitur baru,
Digital Rights Management (DRM), yang seharusnya lebih tepat bila
disebut "Digital Restriction Management" (Restriction = pembatasan),
karena teknologi ini menyebabkan user tak berdaya atas kendali
komputernya. Kendali yang sebenarnya dipegang oleh para vendor dan
media besar.
Pakar security ternama Bruce Schneir bahkan dengan gamblang
mengatakan, "Windows Vista memiliki fitur yang sebenarnya tidak Anda
perlukan. Fitur - fitur ini membuat reliabilitas dan keamanan komputer
menjadi berkurang. Mereka akan membuat komputer Anda tidak stabil dan
berjalan lambat. Mereka akan menimbulkan permasalahan teknis. Mereka
bahkan mungkin akan meminta Anda untuk mengupgrade perangkat keras
dan perangkat lunak yang ada. Dan fitur-fitur tersebut sebenarnya tidak
mengerjakan hal yang penting. Sebenarnya, mereka justru tidak memihak
pada Anda. Mereka yang dimaksud disini adalah fitur Digital Right
Managagement (DRM) yang ditanam dalam Vista, yang kendalinya ada di
tangan industri besar hiburan. Dan Anda tentu saja tidak dapat
menolaknya."
Oleh BadVista dipaparkan bahwa DRM adalah sumber masalah bagi user
namun justru merupakan senjata pamungkas Microsoft dan Media Besar
dalam mengendalikan komputer Anda guna:
• Memutuskan program-program mana yang dapat dan tidak dapat dipakai
• Memutuskan fitur komputer atau software mana yang dapat dipakai.
- Bahkan dapat memaksa user untuk menginstall program baru
meskipun user tidak menginginkannya. (ini sama saja melanggar hak
dan privasi kita).
• Membatasi akses user ke beberapa program dan bahkan membatasi
akses user ke data nya sendiri.
Dengan Vista, komputer kitalah yang justru mengawasi apa yang kita
lakukan. Pengawasan yang terus-menerus yang dijalankan oleh komputer
tentu saja memakan resource dan memori, inilah alasan utama kenapa
Microsoft meminta kita untuk membeli perangkat keras baru yang lebih
bertenaga untuk dapat menjalankan Vista. Mereka ingin kita membeli /
mengupgrade perangkat keras baru bukan karena si user
membutuhkannya, namun karena si program pengawas yang
membutuhkannya.
Membeli Vista asli sekalipun, tidak akan menyebabkan kita memiliki Vista
seutuhnya. Windows Vista, sama seperti versi Windows sebelumnya adalah
perangkat lunak proprietary. Itu artinya kita bukan memilikinya namun
hanyalah menyewanya dengan batasan-batasan pemakaian yang diatur
dalam lisensi. Dan buruknya itu semua tanpa disertai kode sumber. Jadi
hanya Microsoft saja yang dapat mengubah dan mengetahui pasti apa
yang sebenarnya berjalan di komputer kita. Microsoft mengatakan bahwa
penerapan lisensi ini adalah yang terbaik, namun TIDAK bagi komunitas
Linux dan opensource yang tidak mau dibodohi dan dibohongi. Mari kita
dukung kampanye BadVista, tolak Vista, gunakan perangkat lunak bebas(free software).

No comments:

Lencana Facebook

Profil Facebook Dwiarko Susanto
Powered By Blogger
PlanetBlog - Komunitas Blog Indonesia